NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER KEPEMIMPINAN DALAM LAKON WAHYU MAKUTHARAMA GAYA MANGKUNEGARAN (ANALISIS STRUKTURALISME LÉVI STRAUSS)

Authors

  • Eko Prasetyo STIAB Smaratungga, Kaligentong, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.61290/pgsd.v9i1.475

Keywords:

Karakter Kepemimpinan, Wahyu Makutharama, Gaya Mangkunenaran

Abstract

Artikel ini membahas tentang nilai-nilai Pendidikan karakter kepemimpinan dalam lakon wayang Wahyu Makutharama gaya Mangkunegaran. Lakon Wahyu Makutharama mengisahkan perjalanan Arjuna dengan laku tertentu yang dijalankannya, akhirnya mendapatkan anugerah berupa ajaran Hasthabrata. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkungkap struktur lakon Wahyu Makutharama. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis Strukturalisme Lévi-Strauss.  Hasil penelitian ini menunjukkan dalam lakon lakon Wahyu Makutharama terdapat dua nilai pendidikan.  Pertama; lakon wayang Wahyu Makutharama menggambarkan adanya pertentangan dua pihak yang bersifat oposisi biner. Pertentangan oposisi biner tersebut tergambar pada tokoh yang berusaha mencari Wahyu Makutharama yaitu Arjuna dan Duryudana. Arjuna berusaha sendiri dengan cara melakukan laku prihatin, bertapa, dan berbuat kebaikan. Duryudana berusaha dengan cara mengutus bawahannya dengan cara kekerasan. Hasilnya, Arjuna yang berhasil mendapatkan Wahyu Makutharama. Kedua; inti dari lakon lakon Wahyu Makutharama adalah ajaran Hasthabrata. Hastha artinya delapan, brata artinya laku. Laku delapan yang hendaknya dijalankan oleh seorang pemimpin adalah meneladani karakter matahari yang menepati janji, bulan yang menerangi dan menyejukkan, bintang yang menjadi penunjuk arah, mendung yang memberikan pengharapan, bumi yang selalu memberi, samudra yang mampu menampung apa saja, api yang adil, dan angin yang dapat menjangkau seluruh rakyatnya.

Downloads

Published

2022-03-31